ExAd.me

Rabu, 16 Oktober 2013

Gunung Puntang


Kali ini kita meninjau wisata ke Gunung Puntang, sebuah tempat wisata di Bandung Selatan. Gunung Puntang ini menjadi salah satu gunung bersejarah di Bandung, karena ada petilasan loji Belanda, Goa Belanda sekaligus dulu merupakan basis stasiun pemancar radio colonial yang menyebarkan berita ke seluruh dunia.
Lokasi Gunung Puntang ini sekarang menjadi base camp perkemahan sehingga sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa mengadakan camping disana.
Tentang pemandangannya, ouw jangan tanya, indah banget, kita bisa lihat gigiran tebing gunung puntang yang indah berselimut kabut. Oiya, cuaca dingin dan sering disaput kabut di sini.
Untuk mencapai gunung Puntang, yang  paling popular dari Bandung menuju arah Banjaran.
Setelah sampai di Banjaran, sekitar 10 km dari Bandung Kota, perjalan dilanjutkan kea rah Pangalengan, sekitar 5 km dari arah Banjaran, ada plang yang menunjukkan arah wisata Gunung Puntang.
Kita mengambil arah kiri dari jalan Banjaran-Pangalengan di km +/- 5 km menuju arah Gunung Puntang. Jalan menuju arah gunung Puntang sudah aspal halus, dan berkelok-kelok.
Sembari menuju arah gunung Puntang, sesekali berhenti untuk melihat keindahan kota Bandung yang aduhai. Kalau malam, sungguh indah temaram malamnya dihiasi lampu kota.
Berikutnya perjalanan kita teruskan, kurang lebih 7.5 km dari pertigaan tadi kita akan masuk area wisata Gunung Puntang, dengan membayar di pos penjagaan, kurang lebih 15-20 ribu jika bawa mobil, kita bisa masuk ke area wisata.
Disitu tertera wisata apa saja yang akan kita nikmati, mulai dari goa belanda, sungai, perkemahan sampai curug/air terjun.
Untuk masuk ke bumi perkemahan, kita harus masuk lagi sekitar 1 km melalui jalur menuju perkemahan. Baru setelah masuk bumi perkemahan, kita akan melihat tebing gunung Puntang yang curam dan aduhai. Kalau pas beruntung kita dapat view yang sangat bersih, tapi kadang sering berselimut kabut.
Kita bisa rehat di bumi perkemahan, sambil menikmati mie hangat atau kopi hangat. Selain itu kita bisa jalan-jalan seputar bumi perkemahan dan menyusuri sungai atau goa belanda.
Menikmati alam gunung Puntang yang hijau dan dingin, rasanya bisa menghilangkan stress dan kembali bugar. Kalau bawa sepatu, bisa juga jogging track di lokasi yang indah ini sambil sesekali melirik gunung Puntang nan indah.
Selamat menikmati keindahan Gunung Puntang dengan segelas bandrek khas Bandung. Sore itu menjelang maghrib, kami turun ke Bandung sambil menikmati temaram malam kota Bandung yang syahdu.
Perkiraan Jarak :
Bandung – Banjaran (10 km)
Banjaran – Puntang (7 km)

Jumat, 02 Agustus 2013

Situ Cileunca


Tidak hanya terkenal karena wisata belanjanya, Bandung juga dikenal karena keindahannya alam. Salah satunya berada di selatan Kota Bandung, yaitu Situ Cileunca.
Tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam, hanya dengan membayar tiket masuk seharga Rp 5.000 anda sudah dapat menikmati keindahan Situ Cileunca yang terletak 45 km dari kota Bandung, tepatnya di Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
Situ Cileunca berada di ketinggian 1550 M dpl dan dikelilingi oleh dua perkebunan teh Malabar yang dikelola oleh PTPN VIII, Situ Cileunca letaknya tak jauh dari kecamatan Pangalengan, genangan air seluas 180 hektar ini diapit oleh dua Desa yaitu Desa Wanasari dan Desa Pulosari.
Danau ini merupakan danau buatan yang luasnya 1.400 Hektar dengan dikelilingi bukit-bukit dan berlatar belakang pegunungan. Sumber air yang menggenangi Situ Cileunca Berasal dari Situ Panunjang yang ukurannya lebih besar dari Situ Cileunca.
SITU Cileunca menjanjikan panorama alam nan indah. Tak heran, dulu, orang-orang sempat menjuluki tempat tersebut sebagai Swiss-nya Indonesia.  


Situ Patenggang



Situ Patenggang atau Situ Patengan adalah suatu danau yang terletak di kawasan objek wisata alam Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, danau ini memiliki pemandangan yang sangat eksotik.
Berdasarkan informasi yang tertera di lokasi wisata, situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda, pateangan-teangan (saling mencari). Mengisahkan cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang besar bersama alam, yaitu ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian lamanya. Karena cintanya yang begitu mendalam, mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu Cinta". Dewi Rengganispun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (Pulau Asmara /Pulau Sasaka). Menurut cerita ini, yang singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau asmara, senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka.
Selain bisa menikmati pemandangan dari pinggir danau, kita juga bisa menyewa perahu untuk mengelilingi danau, terutama mengunjungi pulau yang menjadi pelengkap legenda Situ Patengan. Pulau Asmara dan Batu Cinta merupakan lokasi yang menjadi tujuan para wisatawan. Konon menurut ceritanya, siapapun yang singgah ke Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara maka akan mendapatkan cinta yang abadi. Hal inilah yang mungkin menjadikan Batu Cinta dan Pulau Asmara menjadi tempat yang membuat wisatawan menjadi penasaran.

Kurang lengkap rasanya bila kita berkunjung ke lokasi wisata ini tanpa membeli cinderamata sebagai oleh–oleh atau sekedar untuk mengingatkan bahwa kita pernah mengunjungi lokasi wisata Situ Patengan. Kita tidak perlu bersusah payah untuk bisa mendapatkan cinderamata, karena didalam lokasi wisata banyak terdapat toko–toko yang menyediakan berbagai macam cinderamata. Situ Patengan menyediakan fasilitas yang cukup lengkap, diantaranya adalah area parkir yang cukup luas, toilet, mushola, hingga rumah makan. Selain itu, bila kita membawa bekal sendiri, kita juga bisa menyewa tikar yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat sambil menikmati keindahan panorama Situ Patenggang dan juga bersantap siang.

Rabu, 31 Juli 2013

Jalan Cibaduyut



Jalan Cibaduyut Bandung ini adalah sentra pertokoan sepatu kulit.
Sangat mudah untuk mencapai pertokoan di Cibaduyut bagi yang ingin berbelanja sepatu dan sandal khas pengrajin di sana, karena lokasinya di pintu barat Kota Bandung, dekat Terminal Leuwipanjang. Tentunya Cibaduyut merupakan salah satu tujuan wisata belanja di Kota Bandung, Jawa Barat. Anda yang sering ke Bandung tentunya tidak lengkap kalau tidak mencoba belanja sepatu dan sandal khas Cibaduyut. Harga bisa ditawar dan terbilang murah, namun kualitas tidak diragukan lagi karena sudah ekspor ke luar negeri.


Jalan Cihampelas



Ini dia salah satu jalan yang paling banyak menampung wisatawan lokal dan internasional. Jalan Cihampelas.
Cihampelas berasal dari gabungan dua kata.
1. Ci = Cai, yang artinya air (Sunda)
2. Hampelas = Nama jenis pohon yang daunnya kasar, seperti kertas amril (ampelas) yang digunakan untuk menggosok atau menghaluskan besi dan kayu.

Dengan demikian, Cihampelas jika diartikan secara bebas dapat memiliki dua pengertian. Pertama, air yang memiliki khasiat untuk menghaluskan kulit atau membersihkan hal lainnya. Kedua, sebuah daerah aliran sungai yang disekitarnya terdapat banyak pohon Hampelas.
Jalan Cihampelas ini banyak dijadikan sebagai objek tujuan wisata untuk berbelanja, karena di jalan Cihampelas ini banyak sekali Pernak Pernik ciri khas kota bandung.
Anda belum ke bandung kalau belum Ke Jln. Cihampelas ini....

Senin, 29 Juli 2013

Jalan Layang Pasupati



Jalan layang Pasupati yaitu jalan layang yang menghubungkan Jalan Dr. Djundjunan (Terusan Pasteur) sebelah barat dan Jalan Surapati diujung timur. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur, adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri kota Bandung.
Biasanya Jalan layang ini juga selalu digunakan oleh para muda-mudi untuk "nangkring" menikmati indahnya kota bandung.

Mesjid Raya Bandung



Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, yang dulu dikenal dengan nama Masjid Agung Bandung adalah masjid yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Status masjid ini adalah sebagai masjid provinsi bagi Jawa Barat. Masjid ini pertama dibangun tahun 1810, dan sejak didirikannya, Masjid Agung telah mengalami delapan kali perombakan pada abad ke-19, kemudian lima kali pada abad 20 sampai akhirnya direnovasi lagi pada tahun 2001 sampai sampai peresmian Masjid Raya Bandung 4 Juni 2003 yang diresmikan oleh Gubernur Jabar saat itu, H.R. Nuriana. Masjid baru ini, yang bercorak Arab, menggantikan Masjid Agung yang lama, yang bercorak khas Sunda.
Masjid Raya Bandung, seperti yang kita lihat sekarang, terdapat dua menara kembar di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang selalu dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan yang lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid serta dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Kini luas tanah keseluruhan masjid adalah 23.448 m² dengan luas bangunan 8.575 m² dan dapat menampung sekitar 13.000 jamaah. Masjid Raya Bandung berada di Alun-alun Bandung dekat ruas Jalan Asia-Afrika, pusat Kota Bandung. Lokasinya yang berada di pusat kota membuatnya begitu mudah untuk ditemukan

Jumat, 26 Juli 2013

Observatorium Bosscha



Observatorium Bosscha di Bandung, cocok sebagai pengisi akhir pekan Anda kali ini. Anda dapat melihat bintang-bintang di langit dari dekat dan mempelajari benda-benda angkasa yang cantik di sana.
Lokasinya berada di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektar, berada di atas ketinggian 1310 mdpa atau pada ketinggian 630 meter dari Plato Bandung.
Ada berbagai macam jenis teleskop di sini, yaitu Teleskop Zeiss untuk mengamati Planet Mars, Saturnus, Jupiter dan kawah bulan, Teleskop Schdmit Bima Sakti untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg untuk mengukur terang bintang, Teleskop Cassegrain Goto untuk pengamatan spektrum bintang dan Teleskop Refraktor Unitron untuk pemotretan bintik matahari.
Kunjungan ke Bosscha dibagi menjadi dua tipe kunjungan, yaitu kunjungan siang dan kunjungan malam. Untuk kunjungan siang, dibuka dari pukul 09.00-13.00 WIB dan kunjungan malam dari pukul 17.00-20.00 WIB. Anda bisa mendaftar langsung atau di situs resminya. Biaya untuk kunjungan siang sebesar Rp 7.500 dan Rp 10.000 untuk kunjungan malam.
Tapi ingat, Observatorium Bosscha adalah tempat penelitian, bukan tempat wisata, tempat piknik atau semacamnya. Jadi konsekuensinya:
  1. Tidak bisa sembarangan datang ke Bosscha. Kamu mesti mendaftar terlebih dulu via telepon/fax ke nomor 022-2786001 atau via email ke kunjungan[at]as.itb.ac.id. Pendaftaran tidak boleh dilakukan oleh pihak ketiga (misalnya agen travel/biro wisata) dan jumlahnya dibatasi. Makanya lebih cepat mendaftar lebih baik.
  2. Tidak boleh mengadakan acara seperti makan-makan, pembagian rapor, foto pengantin, dsb.
  3. Kunjungan dapat dibatalkan jika ada acara internal ITB yang lebih penting dan mendesak.

Museum Geologi Bandung





Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.

Alamat
Diponegoro 57, Bandung 40122
Tel. +62 22 720-3822
Fax. +62 22 721-3934
E-mail: museumgeologi@grdc.esdm.go.id
Website: museum.bgl.esdm.go.id
 
Jam Buka Museum
Senin-Kamis: 09:00-15:30 WIBB
Sabtu-Minggu: 09:00-13:30 WIBB
Tutup pada hari Jumat dan libur Nasional

Tiket
Tidak dikenakan biaya

Kamis, 25 Juli 2013

Kawah Putih


Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha yang terletak di daerah selatan kota bandung, tidak jauh dari obyek wisata Situ patenggang (5km), yaitu berjarak sekitar 46 kilometer dengan waktu tempuh 2,5 jam perjalanan dari pusat kota atau 35 kilometer dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang. Bersuhu antara 8-22 derajat, terdapat dua kawah yaitu Kawah Saat ( Saat dalam bahasa sunda berarti Surut) berada di bagian barat dan Kawah Putih yang berada di bawahnya pada ketinggian 2.194 meter. Kedua kawah tersebut terbentuk akibat letusan yang terjadi sekitar abad X dan XII 
Danau Kawah Putih memiliki ciri khas dan keunikan yaitu air di danau kawahnya bisa berubah warna, seperti hijau apel, kebiru-biruan bila cuaca terang terkena pantulan matahari, coklat susu, namun paling sering terlihat airnya berwarna putih disertai kabut tebal di atasnya. Kawasan ini tidak jarang sebagai obyek untuk foto pre wedding karena pemandangannya yang eksotis.
Obyek wisata danau Kawah Putih di buka pada pukul 07.00 sampai pukul 17.00, setiap harinya. Fasilitas yang tersedia pun sudah memadai dengan adanya area parkir, mushola, transportasi transit, pusat informasi serta adanya warung-warung makanan.

Gunung Tangkuban Perahu



Gunung Tangkuban Perahu terletak sekitar 30 kilometer di utara kota Bandung, lebih tepatnya di daerah Lembang, sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Tangkuban Perahu memiliki udara yang sejuk dan sumber air panas di kaki gunungnya dengan ketinggian 2.084 meter. Udara yang sejuk, hamparan kebun teh, lembah dan tingginya pohon pinus akan menemani perjalananmu menuju gerbang Tangkuban Perahu, dengan tiket sebesar Rp. 13.000 per orang dan di tambah biaya parkir kendaraan, kamu sudah dapat menikmati keindahan dan kesejukan dari Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu merupakan gunung terbesar di daratan Parahyangan. Gunung ini di beri nama Tangkuban Perahu karena Bentuknya yang menyerupai Perahu terbalik.

Taman Budaya Dago Tea House


Dago Tea House (jaman kolonial Belanda dikenal dengan "Dago Thee Huis" merupakan salah satu tempat Wisata Kuliner dan Budaya di Bandung Utara tetapnya di Dago Bandung. Tempat menikmati pemandangan lembah kota Bandung yang indah dan mempesona, "sunset" ketiga senja dan pada malam hari melihat kerlap-kerlip lampu kota Bandung.
Dago Tea House inin memiliki fasilitas gedung teater tertutup, teater terbuka, ruang pameran, sekertariat, sanggar olah seni, wisma seni,  dan cafetaria. Semua fasilitas tersebut diperuntunkan untuk kelancaran beraktifitas dan berkarya para warga Bandung, khususnya para seniman. Disini juga biasanya  menghelat berbagai macam agenda yang menarik seperti pementasan karya seni, lomba seni, eksperimentasi karya seni, seminar, workshop, sarasehan seni dan budaya, penerbitan buku, dsb. Bagi Anda para pecinta seni dan budaya, kurang pas rasanya apabila tidak memasukkan Taman Budaya Dago Tea House ini  dalam daftar kunjungan Anda di Bandung.

Alamat : Jalan Bukit Dago Utara no. 53, Bandung

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi www.westjavaculture.com

Selasa, 23 Juli 2013

Taman lalu Lintas

 
 
Ajarkan kelalulintasan pada anak sambil bermain di lingkungan yang asri dan rindang, dilengkapi dengan wahana rekreasi bagi seluruh keluarga
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution adalah tempat yang tepat bagi anak untuk belajar kelalulintasan. Di taman yang sejuk dan nyaman ini, anak-anak akan menikmati berkendaraan dengan sepeda atau kendaraan mini di jalur buatan yang dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas. Dan langsung mempraktekkan pelajaran kelalulintasan dalam suasana permainan yang menyenangkan.
Lingkungan taman yang luas, hijau dan dilengkapi dengan kursi-kursi taman sangat cocok sebagai pilihan rekreasi Anda sekeluarga.
 
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (TLL-AISN) yang berlokasi di Jalan Belitung No. 1 Bandung, dibangun / didirikan oleh perkumpulan BKLL ( Badan Keamanan Lalu Lintas) Cabang Bandung dari tanggal 21 Maret 1956 s/d awal tahun 1958 (±2 tahun). Taman Lalu Lintas diresmikan dan dibuka untuk masyarakat umum pada tanggal 01 Maret 1958 ( 50 tahun yang lalu). Kemudian, pada tahun 1965 Taman Lalu Lintas ini diberi nama Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, berdasarkan Surat Keputusan DPRD-GR Kotamadya Bandung tanggal 20 November 1965 No. 18660/65.

harga tiket sarana mainan di dalam taman lalu lintas :
1. Kereta Api Rp. 4.000
2. Kerosel Rp. 4.000
3. Mini Water park Rp. 6.000
4. Kolam pancing Rp. 4.000
5. Sepeda Mini Rp. 4.000
6. Kereta Motor Rp. 4.000
7. Mobil batre Rp. 4.000
8. Mandi Bola Rp. 4.000
9. Kereta Listrik Rp. 4.000
10.Flying Fox Rp. 4.000
11.Kincir Rp. 4.000
12. Sport Kids Rp. 4.000
13. Gajah Terbang Rp. 4.000
14. Arena Mainan Stasionary Rp. 2.000

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda


Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda awalnya merupakan bagian areal dari kelompok Hutan Lindung Gunung Pulosari yang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 575/kpts/Um/8/1980 dirubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Curug Dago. Pada Tanggal 14 Januari 1985 bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir. H. Djuanda, TWA Curug Dago secara resmi berubah fungsi menjadi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang merupakan Taman Hutan Raya (TAHURA) pertama di Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3/M/1985 tertanggal 12 Januari 1985 tentang Penetapan Taman Wisata Alam Curug Dago menjadi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau Tahura Ir. H. Djuanda dan sering disingkat THR Djuanda:
  • Dapat dikunjungi setiap hari.
  • Waktu bukanya antara jam 08.00-18.00.
  • Setiap pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 8.000,- (tahun 2010).
  • Untuk menjelajah seluruh hutan dibutuhkan sekitar 2-3 jam
  • Dapat dicapai melalui Jalan Dago maupun melalui Jalan Cikutra. Semua jenis kendaran bisa masuk hingga ke pintu gerbang utama. Bila menggunakan kendaraan umum Angkutan Kota hanya sampai Terminal Dago, selanjutnya perjalanan diteruskan dengan kendaraan umum lain jurusan Kampus Unisba dan berhenti di Kordon. Dari Kordon perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 500 m.
  • Akses dari arah Utara, melalui Obyek Wisata Maribaya-Lembang. Dari pintu gerbang ini akan dapat dilihat obyek wisata Curug Omas dan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusur jalan setapak sepanjang 6 km menuju ke Pakar Dago

Kawasan ini biasanya cukup ramai pada akhir pekan, terutama hari Minggu pagi saat banyak orang datang berekreasi sekadar menikmati suasana atau berolah-raga lintas alam dengan rute Tahura-Maribaya sepanjang 6 kilometer. Jarak ini biasa dapat ditempuh berjalan kaki sekitar 2-3 jam (tergantung kondisi). Yang pasti berjalan kaki melintasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini sangat menyenangkan karena selain keasrian lingkungannya, juga memberikan kesegaran karena udara yang relatif bersih.
Disini juga terdapat objek wisata seperti, Curug Dago, Curug Omas, Goa Belanda, Goa Jepang dan patahan lembang

Senin, 22 Juli 2013

Kebun Binatang Bandung



Kebun Binatang Bandung didirikan sejak tahun 1930 oleh Bandung Zoological Park (BZP) pada masa penjajahan Belanda. Pada saat Bandung diduduki Jepang, tempat ini menjadi kurang terawat sehingga pada tahun 1948 dilakukan rehabilitasi.

Tempat wisata yang terletak di seberang kampus Institut Teknologi Bandung ini memiliki koleksi satawa yang cukup lengkap. Begitu memasuki halaman depan, pengunjung akan disambut oleh kawanan gajah dan burung, lalu aneka jenis hewan melata dan wisata hewan tunggang seperti gajah dan unta.

Selain koleksi satawa, wahana yang tersedia di Kebun Binatang Bandung antara lain flying fox, taman bermain, kolam untuk perahu dan perahu bebek. Kebun Binatang Bandung juga dilengkapi toilet, mushola dan restoran.

Jumat, 19 Juli 2013

Jalan Braga



Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan obyek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.
Mengujungi Kota Bandung kurang lengkap rasanya kalau belum mampir ke Jalan Braga. Kawasan yang penuh dengan toko pernak-pernik khas Kota Kembang ini memang asyik dikunjungi saat akhir pekan.
Selain wisata belanja, Jalan Braga juga dihiasi oleh arsitektur indah khas bangunan tempo dulu. Bangunan-bangunan peninggalan zaman penjajahan Belanda masih berdiri megah di sini.
Jika Anda masih bingung ingin menghabiskan malam di Paris Van Java. Mampirlah ke Jalan Braga yang tak jauh dari pusat kota. Braga sudah mendunia sejak zaman dulu, banyak bangunan megah tinggalan koloni yang masih kokoh dengan cat putih kusam.

Kamis, 18 Juli 2013

Gedung Merdeka


Gedung Merdeka pertama kali didirikan tahun 1895. Awalnya bangunan tersebut tidak seistimewa seperti yang terlihat sekarang dan terkesan sangat sederhana karena hanya digunakan sebagai semacam warung kopi. Namun kemudian terjadi perubahan besar-besaran terhadap bangunannya ketika mulai direnovasi tahun 1920 dan kemudian diperbaharui lagi di tahun 1928 hingga menjadi bentuk seperti sekarang ini. Di jaman penjajahan Belanda, perubahan pada bangunan tersebut dirancang oleh dua arsitek berkebangsaan Belanda yang juga merupakan guru besar diTechnische Hogeschool (sekarang ITB), yaitu Van Gallen Last dan C.P. Wolff Schoemaker.

Awalnya, tempat ini bernama Gedung Societeit Concordia. Namun, nama tersebut diganti oleh Bung Karno menjadi Gedung Merdeka pada tahun 1955. Di gedung ini pula, beliau memimpin Konferensi Asia Afrika bersama para tokoh dunia Asia-Afrika saat itu.




Gedung Sate

Bagi masyarakat Jawa Barat, keberadaan Gedung Sate yang saat ini menjadi kantor pusat Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan kebanggaan tersendiri. Bangunan ini selain bernilai sejarah tinggi juga kehadirannya tidak saja dikenal masyarakat pribumi namun secara nasional, gedung yang dibangun sejak tanggal 27 Juli 1920 ini merupakan aset sejarah, bahkan dunia Internasional pun mengenalnya, mengingat gedung ini dibangun pada masa kolonial Belanda. Tidak heran bila gedung yang terletak di Kota Bandung ini menjadi ciri dan simbol Jawa Barat. Tusuk sate yang tertancap di puncak bangunan ini semakin menguatkan ciri khas gedung yang kini menjadi pusat Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dengan bentuk bangunan persegi panjang, membentang dari Selatan ke Utara, Gedung Sate bersumbu lurus ke tengah-tengah Gunung Tangkuban Perahu. Semula, gedung indah ini disebut Gedung Hebe diserap dari singkatan BG atau Gounverments Bedrijven oleh penduduk masa itu, namun kemudian lebih dikenal dengan nama Gedung Sate karena di puncak menara gedung terdapat tusuk sate dengan enam buah ornamen berbentuk jambu air.

Enam ornamen itu konon melambangkan modal awal pembangunan pusat pemerintahan sebesar 6 juta gulden. Dengan modal awal itu, dapat terselesaikan bangunan utama Gedung Sate, Kantor Pusat Pos Telegraf dan Telepon (PTT), Laboratorium dan, Museum Geologi serta Dinar Tenaga Air dan Listrik.

Namun akibat resesi ekonomi dunia pada tahun 1930 yang juga melanda pemerintah Belanda di Indonesia, bangunan pusat pemerintahan tersebut tidak dapat terselesaikan seluruhnya.

Meski demikian, berdirinya Gedung Sate yang anggun, megah dan monumental, sudah menjadi suatu fenomena tersendiri dari cerita sejarah Jawa Barat. Kini, setelah 88 tahun lamanya, Gedung Sate masih kokoh berdiri dan menjadi saksi perjalanan Pemerintah Jawa Barat menuju terciptanya masyarakat yang Gemah Ripah Repeh Rapih Kerta Raharja.

sumber : www.pustaka.pu.go.id

Kota Bandung



Kota Bandung merupakan sebuah kota metropolitan yang tersebsar dan terletak di propinsi Jawa Barat, Kota bandung juga menjadi Ibukota dari Jawa Barat. Letak kota ini sekitar 140km arah tenggara DKI Jakarta, kota ini juga menjadi kota metropolitan yang terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan kota Surabaya. Kota Bandung juga biasa di sebut dengan nama Kota Kembang, karena keindahan kota ini. Kota Bandung juga menjadi kota wisata Kuliner.
Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time.

Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.

Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
 http://goo.gl/maps/0Vi3a