Dengan bentuk bangunan persegi panjang, membentang dari Selatan ke Utara, Gedung Sate bersumbu lurus ke tengah-tengah Gunung Tangkuban Perahu. Semula, gedung indah ini disebut Gedung Hebe diserap dari singkatan BG atau Gounverments Bedrijven oleh penduduk masa itu, namun kemudian lebih dikenal dengan nama Gedung Sate karena di puncak menara gedung terdapat tusuk sate dengan enam buah ornamen berbentuk jambu air.
Enam ornamen itu konon melambangkan modal awal pembangunan pusat pemerintahan sebesar 6 juta gulden. Dengan modal awal itu, dapat terselesaikan bangunan utama Gedung Sate, Kantor Pusat Pos Telegraf dan Telepon (PTT), Laboratorium dan, Museum Geologi serta Dinar Tenaga Air dan Listrik.
Namun akibat resesi ekonomi dunia pada tahun 1930 yang juga melanda pemerintah Belanda di Indonesia, bangunan pusat pemerintahan tersebut tidak dapat terselesaikan seluruhnya.
Meski demikian, berdirinya Gedung Sate yang anggun, megah dan monumental, sudah menjadi suatu fenomena tersendiri dari cerita sejarah Jawa Barat. Kini, setelah 88 tahun lamanya, Gedung Sate masih kokoh berdiri dan menjadi saksi perjalanan Pemerintah Jawa Barat menuju terciptanya masyarakat yang Gemah Ripah Repeh Rapih Kerta Raharja.
sumber : www.pustaka.pu.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar