Sangat mudah untuk mencapai pertokoan di Cibaduyut bagi yang ingin
berbelanja sepatu dan sandal khas pengrajin di sana, karena lokasinya di
pintu barat Kota Bandung, dekat Terminal Leuwipanjang. Tentunya
Cibaduyut merupakan salah satu tujuan wisata belanja di Kota Bandung,
Jawa Barat. Anda yang sering ke Bandung tentunya tidak lengkap kalau
tidak mencoba belanja sepatu dan sandal khas Cibaduyut. Harga bisa
ditawar dan terbilang murah, namun kualitas tidak diragukan lagi karena
sudah ekspor ke luar negeri.
ExAd.me
Rabu, 31 Juli 2013
Jalan Cihampelas
Ini dia salah satu jalan yang paling banyak menampung wisatawan lokal
dan internasional. Jalan Cihampelas.
Cihampelas berasal dari gabungan dua kata.
1. Ci = Cai, yang artinya air (Sunda)
2. Hampelas = Nama jenis pohon yang daunnya kasar, seperti kertas amril (ampelas) yang digunakan untuk menggosok atau menghaluskan besi dan kayu.
Dengan demikian, Cihampelas jika diartikan secara bebas dapat memiliki dua pengertian. Pertama, air yang memiliki khasiat untuk menghaluskan kulit atau membersihkan hal lainnya. Kedua, sebuah daerah aliran sungai yang disekitarnya terdapat banyak pohon Hampelas.
Cihampelas berasal dari gabungan dua kata.
1. Ci = Cai, yang artinya air (Sunda)
2. Hampelas = Nama jenis pohon yang daunnya kasar, seperti kertas amril (ampelas) yang digunakan untuk menggosok atau menghaluskan besi dan kayu.
Dengan demikian, Cihampelas jika diartikan secara bebas dapat memiliki dua pengertian. Pertama, air yang memiliki khasiat untuk menghaluskan kulit atau membersihkan hal lainnya. Kedua, sebuah daerah aliran sungai yang disekitarnya terdapat banyak pohon Hampelas.
Jalan Cihampelas ini banyak dijadikan sebagai objek tujuan wisata untuk berbelanja, karena di jalan Cihampelas ini banyak sekali Pernak Pernik ciri khas kota bandung.
Anda belum ke bandung kalau belum Ke Jln. Cihampelas ini....
Senin, 29 Juli 2013
Jalan Layang Pasupati
Jalan layang Pasupati yaitu jalan layang yang menghubungkan Jalan
Dr. Djundjunan (Terusan Pasteur) sebelah barat dan Jalan Surapati
diujung timur. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur, adalah
jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang
menjadi ciri kota Bandung.
Biasanya Jalan layang ini juga selalu digunakan oleh para muda-mudi untuk "nangkring" menikmati indahnya kota bandung. Mesjid Raya Bandung
Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, yang dulu dikenal dengan nama Masjid Agung Bandung adalah masjid yang berada di Kota Bandung,
Jawa Barat. Status masjid ini adalah sebagai masjid provinsi bagi Jawa
Barat. Masjid ini pertama dibangun tahun 1810, dan sejak didirikannya,
Masjid Agung telah mengalami delapan kali perombakan pada abad ke-19,
kemudian lima kali pada abad 20 sampai akhirnya direnovasi lagi pada
tahun 2001 sampai sampai peresmian Masjid Raya Bandung 4 Juni 2003 yang
diresmikan oleh Gubernur Jabar saat itu, H.R. Nuriana. Masjid baru ini,
yang bercorak Arab, menggantikan Masjid Agung yang lama, yang bercorak
khas Sunda.
Masjid Raya Bandung, seperti yang kita lihat sekarang, terdapat dua
menara kembar di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang
selalu dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Atap masjid
diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan
yang lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid serta dinding masjid
terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Kini luas tanah keseluruhan
masjid adalah 23.448 m² dengan luas bangunan 8.575 m² dan dapat
menampung sekitar 13.000 jamaah. Masjid Raya Bandung berada di Alun-alun Bandung dekat ruas Jalan Asia-Afrika, pusat Kota Bandung. Lokasinya yang berada di pusat kota membuatnya begitu mudah untuk ditemukan
Jumat, 26 Juli 2013
Observatorium Bosscha
Observatorium Bosscha di Bandung, cocok sebagai pengisi akhir pekan Anda
kali ini. Anda dapat melihat bintang-bintang di langit dari dekat dan
mempelajari benda-benda angkasa yang cantik di sana.
Lokasinya
berada di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota
Bandung. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektar, berada di
atas ketinggian 1310 mdpa atau pada ketinggian 630 meter dari Plato
Bandung.
Ada berbagai macam jenis teleskop di sini, yaitu Teleskop Zeiss untuk
mengamati Planet Mars, Saturnus, Jupiter dan kawah bulan, Teleskop
Schdmit Bima Sakti untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti,
Teleskop Refraktor Bamberg untuk mengukur terang bintang, Teleskop
Cassegrain Goto untuk pengamatan spektrum bintang dan Teleskop Refraktor
Unitron untuk pemotretan bintik matahari.
Kunjungan ke Bosscha dibagi menjadi dua tipe kunjungan, yaitu kunjungan
siang dan kunjungan malam. Untuk kunjungan siang, dibuka dari pukul
09.00-13.00 WIB dan kunjungan malam dari pukul 17.00-20.00 WIB. Anda
bisa mendaftar langsung atau di situs resminya. Biaya untuk kunjungan
siang sebesar Rp 7.500 dan Rp 10.000 untuk kunjungan malam.
Tapi ingat, Observatorium Bosscha adalah tempat penelitian, bukan tempat wisata, tempat piknik atau semacamnya. Jadi konsekuensinya:
- Tidak bisa sembarangan datang ke Bosscha. Kamu mesti mendaftar terlebih dulu via telepon/fax ke nomor 022-2786001 atau via email ke kunjungan[at]as.itb.ac.id. Pendaftaran tidak boleh dilakukan oleh pihak ketiga (misalnya agen travel/biro wisata) dan jumlahnya dibatasi. Makanya lebih cepat mendaftar lebih baik.
- Tidak boleh mengadakan acara seperti makan-makan, pembagian rapor, foto pengantin, dsb.
- Kunjungan dapat dibatalkan jika ada acara internal ITB yang lebih penting dan mendesak.
Museum Geologi Bandung
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
Alamat
Diponegoro 57, Bandung 40122
Tel. +62 22 720-3822
Fax. +62 22 721-3934
E-mail: museumgeologi@grdc.esdm.go.id
Website: museum.bgl.esdm.go.id
Jam Buka Museum
Senin-Kamis: 09:00-15:30 WIBB
Sabtu-Minggu: 09:00-13:30 WIBB
Tutup pada hari Jumat dan libur Nasional
Tiket
Tidak dikenakan biaya
Kamis, 25 Juli 2013
Kawah Putih
Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha yang terletak
di daerah selatan kota bandung, tidak jauh dari obyek wisata Situ
patenggang (5km), yaitu berjarak sekitar 46 kilometer dengan waktu
tempuh 2,5 jam perjalanan dari pusat kota atau 35 kilometer dari ibukota
Kabupaten Bandung, Soreang. Bersuhu antara 8-22 derajat, terdapat dua
kawah yaitu Kawah Saat ( Saat dalam bahasa sunda berarti Surut) berada
di bagian barat dan Kawah Putih yang berada di bawahnya pada ketinggian
2.194 meter. Kedua kawah tersebut terbentuk akibat letusan yang terjadi
sekitar abad X dan XII
Danau Kawah Putih memiliki ciri khas dan keunikan yaitu air di danau
kawahnya bisa berubah warna, seperti hijau apel, kebiru-biruan bila
cuaca terang terkena pantulan matahari, coklat susu, namun paling sering
terlihat airnya berwarna putih disertai kabut tebal di atasnya. Kawasan
ini tidak jarang sebagai obyek untuk foto pre wedding karena
pemandangannya yang eksotis.
Obyek wisata danau Kawah Putih di buka pada pukul 07.00 sampai pukul
17.00, setiap harinya. Fasilitas yang tersedia pun sudah memadai dengan
adanya area parkir, mushola, transportasi transit, pusat informasi serta
adanya warung-warung makanan.
Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu terletak sekitar 30 kilometer di utara kota
Bandung, lebih tepatnya di daerah Lembang, sekitar 30 menit dengan
menggunakan kendaraan bermotor. Tangkuban Perahu memiliki udara yang
sejuk dan sumber air panas di kaki gunungnya dengan ketinggian 2.084
meter. Udara yang sejuk, hamparan kebun teh, lembah dan tingginya pohon
pinus akan menemani perjalananmu menuju gerbang Tangkuban Perahu, dengan
tiket sebesar Rp. 13.000 per orang dan di tambah biaya parkir
kendaraan, kamu sudah dapat menikmati keindahan dan kesejukan dari
Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu merupakan gunung terbesar di daratan
Parahyangan. Gunung ini di beri nama Tangkuban Perahu karena Bentuknya
yang menyerupai Perahu terbalik.
Taman Budaya Dago Tea House
Dago Tea House (jaman kolonial Belanda dikenal dengan "Dago Thee Huis" merupakan salah satu tempat Wisata Kuliner dan Budaya di Bandung Utara tetapnya di Dago Bandung. Tempat menikmati pemandangan lembah kota Bandung yang indah dan mempesona, "sunset" ketiga senja dan pada malam hari melihat kerlap-kerlip lampu kota Bandung.
Dago Tea House inin memiliki fasilitas gedung teater tertutup, teater terbuka, ruang pameran, sekertariat, sanggar olah seni, wisma seni, dan cafetaria. Semua fasilitas tersebut diperuntunkan untuk kelancaran beraktifitas dan berkarya para warga Bandung, khususnya para seniman. Disini juga biasanya menghelat berbagai macam agenda yang menarik seperti pementasan karya seni, lomba seni, eksperimentasi karya seni, seminar, workshop, sarasehan seni dan budaya, penerbitan buku, dsb. Bagi Anda para pecinta seni dan budaya, kurang pas rasanya apabila tidak memasukkan Taman Budaya Dago Tea House ini dalam daftar kunjungan Anda di Bandung.
Alamat : Jalan Bukit Dago Utara no. 53, Bandung
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi www.westjavaculture.com
Selasa, 23 Juli 2013
Taman lalu Lintas
Ajarkan
kelalulintasan pada anak sambil bermain di lingkungan yang asri dan
rindang, dilengkapi dengan wahana rekreasi bagi seluruh keluarga
Taman Lalu
Lintas Ade Irma Suryani Nasution adalah tempat yang tepat bagi anak
untuk belajar kelalulintasan. Di taman yang sejuk dan nyaman ini,
anak-anak akan menikmati berkendaraan dengan sepeda atau kendaraan mini
di jalur buatan yang dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas. Dan
langsung mempraktekkan pelajaran kelalulintasan dalam suasana permainan
yang menyenangkan.
Lingkungan taman yang luas, hijau dan dilengkapi dengan kursi-kursi taman sangat cocok sebagai pilihan rekreasi Anda sekeluarga.
Lingkungan taman yang luas, hijau dan dilengkapi dengan kursi-kursi taman sangat cocok sebagai pilihan rekreasi Anda sekeluarga.
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (TLL-AISN) yang berlokasi
di Jalan Belitung No. 1 Bandung, dibangun / didirikan oleh perkumpulan
BKLL ( Badan Keamanan Lalu Lintas) Cabang Bandung dari tanggal 21 Maret
1956 s/d awal tahun 1958 (±2 tahun). Taman Lalu Lintas diresmikan dan
dibuka untuk masyarakat umum pada tanggal 01 Maret 1958 ( 50 tahun yang
lalu). Kemudian, pada tahun 1965 Taman Lalu Lintas ini diberi nama Taman
Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, berdasarkan Surat Keputusan
DPRD-GR Kotamadya Bandung tanggal 20 November 1965 No. 18660/65.
harga tiket sarana mainan di dalam taman lalu lintas :
1. Kereta Api Rp. 4.000
2. Kerosel Rp. 4.000
3. Mini Water park Rp. 6.000
4. Kolam pancing Rp. 4.000
5. Sepeda Mini Rp. 4.000
6. Kereta Motor Rp. 4.000
7. Mobil batre Rp. 4.000
8. Mandi Bola Rp. 4.000
9. Kereta Listrik Rp. 4.000
10.Flying Fox Rp. 4.000
11.Kincir Rp. 4.000
12. Sport Kids Rp. 4.000
13. Gajah Terbang Rp. 4.000
14. Arena Mainan Stasionary Rp. 2.000
1. Kereta Api Rp. 4.000
2. Kerosel Rp. 4.000
3. Mini Water park Rp. 6.000
4. Kolam pancing Rp. 4.000
5. Sepeda Mini Rp. 4.000
6. Kereta Motor Rp. 4.000
7. Mobil batre Rp. 4.000
8. Mandi Bola Rp. 4.000
9. Kereta Listrik Rp. 4.000
10.Flying Fox Rp. 4.000
11.Kincir Rp. 4.000
12. Sport Kids Rp. 4.000
13. Gajah Terbang Rp. 4.000
14. Arena Mainan Stasionary Rp. 2.000
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda awalnya merupakan bagian areal dari
kelompok Hutan Lindung Gunung Pulosari yang berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 575/kpts/Um/8/1980 dirubah fungsinya menjadi
Taman Wisata Alam (TWA) Curug Dago. Pada Tanggal 14 Januari 1985
bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir. H. Djuanda, TWA Curug Dago secara
resmi berubah fungsi menjadi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang
merupakan Taman Hutan Raya (TAHURA) pertama di Indonesia, berdasarkan
Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3/M/1985 tertanggal 12
Januari 1985 tentang Penetapan Taman Wisata Alam Curug Dago menjadi
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau Tahura Ir. H. Djuanda dan sering disingkat THR Djuanda:
- Dapat dikunjungi setiap hari.
- Waktu bukanya antara jam 08.00-18.00.
- Setiap pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 8.000,- (tahun 2010).
- Untuk menjelajah seluruh hutan dibutuhkan sekitar 2-3 jam
- Dapat dicapai melalui Jalan Dago maupun melalui Jalan Cikutra. Semua jenis kendaran bisa masuk hingga ke pintu gerbang utama. Bila menggunakan kendaraan umum Angkutan Kota hanya sampai Terminal Dago, selanjutnya perjalanan diteruskan dengan kendaraan umum lain jurusan Kampus Unisba dan berhenti di Kordon. Dari Kordon perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 500 m.
- Akses dari arah Utara, melalui Obyek Wisata Maribaya-Lembang. Dari pintu gerbang ini akan dapat dilihat obyek wisata Curug Omas dan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusur jalan setapak sepanjang 6 km menuju ke Pakar Dago
Kawasan ini biasanya cukup ramai pada akhir pekan, terutama hari
Minggu pagi saat banyak orang datang berekreasi sekadar menikmati
suasana atau berolah-raga lintas alam dengan rute Tahura-Maribaya
sepanjang 6 kilometer. Jarak ini biasa dapat ditempuh berjalan kaki
sekitar 2-3 jam (tergantung kondisi). Yang pasti berjalan kaki melintasi
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini sangat menyenangkan karena selain
keasrian lingkungannya, juga memberikan kesegaran karena udara yang
relatif bersih.
Disini juga terdapat objek wisata seperti, Curug Dago, Curug Omas, Goa Belanda, Goa Jepang dan patahan lembang
Senin, 22 Juli 2013
Kebun Binatang Bandung
Kebun Binatang Bandung didirikan sejak tahun 1930 oleh Bandung Zoological Park (BZP) pada masa penjajahan Belanda. Pada saat Bandung diduduki Jepang, tempat ini menjadi kurang terawat sehingga pada tahun 1948 dilakukan rehabilitasi.
Tempat wisata yang terletak di seberang kampus Institut Teknologi Bandung ini memiliki koleksi satawa yang cukup lengkap. Begitu memasuki halaman depan, pengunjung akan disambut oleh kawanan gajah dan burung, lalu aneka jenis hewan melata dan wisata hewan tunggang seperti gajah dan unta.
Selain koleksi satawa, wahana yang tersedia di Kebun Binatang Bandung antara lain flying fox, taman bermain, kolam untuk perahu dan perahu bebek. Kebun Binatang Bandung juga dilengkapi toilet, mushola dan restoran.
Jumat, 19 Juli 2013
Jalan Braga
Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah
satu maskot dan obyek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.
Mengujungi Kota Bandung kurang lengkap rasanya kalau belum mampir ke
Jalan Braga. Kawasan yang penuh dengan toko pernak-pernik khas Kota
Kembang ini memang asyik dikunjungi saat akhir pekan.
Selain wisata belanja, Jalan Braga juga dihiasi oleh arsitektur indah
khas bangunan tempo dulu. Bangunan-bangunan peninggalan zaman penjajahan
Belanda masih berdiri megah di sini.
Jika Anda masih bingung ingin menghabiskan malam di Paris Van Java.
Mampirlah ke Jalan Braga yang tak jauh dari pusat kota. Braga sudah
mendunia sejak zaman dulu, banyak bangunan megah tinggalan koloni yang
masih kokoh dengan cat putih kusam.
Kamis, 18 Juli 2013
Gedung Merdeka
Gedung Merdeka pertama kali didirikan tahun 1895. Awalnya bangunan tersebut tidak seistimewa seperti yang terlihat sekarang dan terkesan sangat sederhana karena hanya digunakan sebagai semacam warung kopi. Namun kemudian terjadi perubahan besar-besaran terhadap bangunannya ketika mulai direnovasi tahun 1920 dan kemudian diperbaharui lagi di tahun 1928 hingga menjadi bentuk seperti sekarang ini. Di jaman penjajahan Belanda, perubahan pada bangunan tersebut dirancang oleh dua arsitek berkebangsaan Belanda yang juga merupakan guru besar diTechnische Hogeschool (sekarang ITB), yaitu Van Gallen Last dan C.P. Wolff Schoemaker.
Awalnya, tempat ini bernama Gedung Societeit Concordia. Namun, nama tersebut diganti oleh Bung Karno menjadi Gedung Merdeka pada tahun 1955. Di gedung ini pula, beliau memimpin Konferensi Asia Afrika bersama para tokoh dunia Asia-Afrika saat itu.
Gedung Sate
Bagi masyarakat Jawa Barat, keberadaan Gedung Sate yang saat ini menjadi
kantor pusat Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan kebanggaan
tersendiri. Bangunan ini selain bernilai sejarah tinggi juga
kehadirannya tidak saja dikenal masyarakat pribumi namun secara
nasional, gedung yang dibangun sejak tanggal 27 Juli 1920 ini merupakan
aset sejarah, bahkan dunia Internasional pun mengenalnya, mengingat
gedung ini dibangun pada masa kolonial Belanda. Tidak heran bila gedung
yang terletak di Kota Bandung ini menjadi ciri dan simbol Jawa Barat.
Tusuk sate yang tertancap di puncak bangunan ini semakin menguatkan ciri
khas gedung yang kini menjadi pusat Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dengan bentuk bangunan persegi panjang, membentang dari Selatan ke Utara, Gedung Sate bersumbu lurus ke tengah-tengah Gunung Tangkuban Perahu. Semula, gedung indah ini disebut Gedung Hebe diserap dari singkatan BG atau Gounverments Bedrijven oleh penduduk masa itu, namun kemudian lebih dikenal dengan nama Gedung Sate karena di puncak menara gedung terdapat tusuk sate dengan enam buah ornamen berbentuk jambu air.
Enam ornamen itu konon melambangkan modal awal pembangunan pusat pemerintahan sebesar 6 juta gulden. Dengan modal awal itu, dapat terselesaikan bangunan utama Gedung Sate, Kantor Pusat Pos Telegraf dan Telepon (PTT), Laboratorium dan, Museum Geologi serta Dinar Tenaga Air dan Listrik.
Namun akibat resesi ekonomi dunia pada tahun 1930 yang juga melanda pemerintah Belanda di Indonesia, bangunan pusat pemerintahan tersebut tidak dapat terselesaikan seluruhnya.
Meski demikian, berdirinya Gedung Sate yang anggun, megah dan monumental, sudah menjadi suatu fenomena tersendiri dari cerita sejarah Jawa Barat. Kini, setelah 88 tahun lamanya, Gedung Sate masih kokoh berdiri dan menjadi saksi perjalanan Pemerintah Jawa Barat menuju terciptanya masyarakat yang Gemah Ripah Repeh Rapih Kerta Raharja.
sumber : www.pustaka.pu.go.id
Dengan bentuk bangunan persegi panjang, membentang dari Selatan ke Utara, Gedung Sate bersumbu lurus ke tengah-tengah Gunung Tangkuban Perahu. Semula, gedung indah ini disebut Gedung Hebe diserap dari singkatan BG atau Gounverments Bedrijven oleh penduduk masa itu, namun kemudian lebih dikenal dengan nama Gedung Sate karena di puncak menara gedung terdapat tusuk sate dengan enam buah ornamen berbentuk jambu air.
Enam ornamen itu konon melambangkan modal awal pembangunan pusat pemerintahan sebesar 6 juta gulden. Dengan modal awal itu, dapat terselesaikan bangunan utama Gedung Sate, Kantor Pusat Pos Telegraf dan Telepon (PTT), Laboratorium dan, Museum Geologi serta Dinar Tenaga Air dan Listrik.
Namun akibat resesi ekonomi dunia pada tahun 1930 yang juga melanda pemerintah Belanda di Indonesia, bangunan pusat pemerintahan tersebut tidak dapat terselesaikan seluruhnya.
Meski demikian, berdirinya Gedung Sate yang anggun, megah dan monumental, sudah menjadi suatu fenomena tersendiri dari cerita sejarah Jawa Barat. Kini, setelah 88 tahun lamanya, Gedung Sate masih kokoh berdiri dan menjadi saksi perjalanan Pemerintah Jawa Barat menuju terciptanya masyarakat yang Gemah Ripah Repeh Rapih Kerta Raharja.
sumber : www.pustaka.pu.go.id
Kota Bandung
Kota Bandung merupakan sebuah kota metropolitan yang tersebsar dan terletak di propinsi Jawa Barat, Kota bandung juga menjadi Ibukota dari Jawa Barat. Letak kota ini sekitar 140km arah tenggara DKI Jakarta, kota ini juga menjadi kota metropolitan yang terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan kota Surabaya. Kota Bandung juga biasa di sebut dengan nama Kota Kembang, karena keindahan kota ini. Kota Bandung juga menjadi kota wisata Kuliner.
Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time.
Kota kembang
merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini
dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang
tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
http://goo.gl/maps/0Vi3a
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
http://goo.gl/maps/0Vi3a
Langganan:
Postingan (Atom)